BAHAN PELATIHAN MATIKS


MUDA
MINGGU I


TEMA                        :  ”Yang Muda Yang Bercinta”
TOPIK                       :  Relasi Sosial
SUB TOPIK              :  Pacaran Sehat
TUJUAN UMUM     :  Siswa mampu mengetahui dan memahami pacaran
                                        sebagai  relasi yang sehat dengan lawan jenis

TUJUAN KHUSUS :
1.      Siswa mendapatkan informasi mengenai dampak positif dan negatif dari pacaran
2.      Siswa menyadari resiko dari berbagai perilaku berpacaran
3.      Siswa mendapatkan pencerahan pengetahuan tentang bagaimana berpacaran secara sehat tanpa harus kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri



Tabel 1. TOR Pertemuan Minggu I Pendidikan Kesehatan Reproduksi
No
Proses
Durasi
Tujuan
Metode
Sarana
1
Pembukaan
5 menit
Memberikan sambutan
-
-
2
Ice-breaking
10 menit
Mencairkan suasana dan meningkatkan semangat siswa
Game atau mapping
Menyesuaikan
3
Proses Kelompok
30 menit
Mendiskusikan topik
Diskusi kasus dalam kelompok kecil (5-8 orang)
Papan tulis, kapur, karton, spidol
4
Pleno
30 menit
Setiap kelompok siswa berbagi hasil diskusi, dilanjutkan pemaparan materi, feedback dan rangkuman diskusi
Presentasi oleh perwakilan kelompok, presentasi oleh guru
Poster, buku
5
Penutupan
15 menit
Evaluasi dan pesan moral

Tes, kuesioner
  

PROSES PELAKSANAAN            :
A.    Pembukaan
Durasi : 5 menit
Kegiatan :
Guru menyampaikan sambutan, kemudian menjelaskan secara umum apa yang akan dilakukan pada pertemuan ini. Selain itu, guru dapat mengajarkan yel-yel untuk membentuk fokus siswa selama pertemuan berlangsung.



B.    Ice Breaking
Durasi : 10 menit
Kegiatan :
Dapat dipilih antara game atau mapping, menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada.
Contoh mapping :
  1. Masing-masing siswa akan mendapatkan sepasang potongan karton berwarna merah dan hitam dari guru. Guru kemudian memberitahu bahwa karton hitam artinya ”tidak setuju” dan karton merah artinya ”setuju”.
  2. Siswa akan dibacakan beberapa pernyataan yang berkaitan dengan topik dan diminta untuk mengangkat karton hitam ke atas bila tidak setuju dengan pernyataan tersebut, atau mengangkat karton merah ke atas bila setuju dengan pernyataan tersebut.
  3. Siswa tidak perlu meniru jawaban siswa lain, dan diminta menunjukkan jawaban yang pertama terlintas di pikiran mereka dengan segera.
  4. Guru diharapkan menghitung atau memperhatikan porsi jawaban yang diberikan siswa agar dapat digunakan dalam pleno, seberapa yang setuju atau sebaliknya, dengan tujuan agar  dapat membandingkan pendapat pribadi siswa dalam mapping dengan pendapatnya setelah saling membuka pikiran lewat diskusi dalam proses kelompok.
  5. Pernyataan yang bisa diberikan:
a)      Saya sudah pernah pacaran
b)      Pacaran itu penting untuk status dan gengsi
c)      Pacaran bukan prioritasku
d)     Sulit untuk membagi waktu antara belajar dan pacaran
e)      Pacaran membuatku lebih dewasa
f)       Pacaran bikin hidup lebih hidup


C.    Proses Kelompok
Durasi : 30 menit
Kegiatan :
Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5-8 orang. Pembagian kelompok bisa menggunakan hitungan ganjil-genap atau kocokan arisan. Diusahakan dalam tiap kelompok ada anggota yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Guru kemudian membagikan materi yang akan didiskusikan. Guru berperan untuk mendampingi kelompok untuk membantu jalannya proses kelompok.
Contoh tugas yang harus didiskusikan kelompok :
  1. Carilah sisi positif dan negatif dari pacaran!
  2. Pengetahuan, bekal, atau keterampilan apa saja yang diperlukan supaya remaja bisa berpacaran secara positif?

D.    Pleno
Durasi : 30 menit
Kegiatan:
Tiap kelompok diminta memilih perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka terhadap tugas yang diberikan guru. Jika tidak cukup waktu, pilihlah kelompok dengan hasil diskusi yang paling pro dan yang paling kontra. Kelompok yang tidak maju presentasi diminta menambahi pendapat kelompok yang maju. Kemudian guru merangkum hasil diskusi yang ada dan dibandingkan dengan perspektif pendidikan kesehatan reproduksi melalui pemaparan materi serta dapat pula dibandingkan dengan hasil mapping (jika dilakukan).

E.    Penutupan
Durasi : 15 menit
Kegiatan:
Guru memberikan kuis sebagai hasil evaluasi, dapat berupa lisan maupun tertulis. Jawaban terbaik bisa mendapatkan hadiah sederhana (misalnya stiker, permen, wafer).

Contoh pertanyaan :
1.      Apa saja komitmen pacaran menurutmu?
2.      Apa arti pacaran sehat menurutmu?
3.      Apa yang kamu lakukan agar dapat berpacaran secara sehat?
Sebagai penutupan, guru menyampaikan pesan moral yang berkaitan dengan topik. Misalnya : Masa remaja adalah masa yang indah dan tidak mungkin terulang. Nikmatilah masa remajamu dengan penuh tanggung jawab.

F.     Lampiran Materi
1.     Pacaran adalah kondisi dimana kita berani memutuskan dan siap untuk menyediakan tempat bagi orang lain untuk masuk ke dalam kehidupan kita
2.      Sisi positif pacaran :
a)      Mengasah sosialisasi
b)      Belajar mengatasi konflik
c)      Belajar menerima diri sendiri dan orang lain
d)     Belajar mengenal karakter lawan jenis
3.      Sisi negatif pacaran :
a)      Penyalahgunaan perilaku seks pra nikah (free sex)
b)      Waktu tersita untuk pacaran
c)      Bisa saja terjadi kekerasan dalam pacaran
4.      Kriteria pacaran sehat:
a)      Sehat fisik, tidak terjadi kekerasan dalam pacaran, sekalipun laki-laki lebih kuat, bukan berarti boleh melakukan tindakan fisik yang merugikan perempuan.
b)      Sehat sosial, pacaran yang tidak mengikat, artinya hubungan sosial dengan pihak lain (keluarga atau teman) juga harus dijaga. Jika hanya berduaan setiap saat dengan pacaran, bukan merupakan hal yang positif, karena kita dapat kesulitan bergaul dengan orang lain dan menjadi asing dengan lingkungan sendiri.
c)      Sehat finansial, tidak menyebabkan kerugian finansial atau kerugian keuangan.
d)     Sehat seksual, artinya tahu resiko dari perilaku seksual yang dilakukan dan berani bertanggungjawab atas pilihan yang dilakukan. Kedekatan secara fisik dapat memicu keinginan untuk melakukan kontak seksual. Jika keinginan tersebut tidak dapat dikontrol dengan baik, maka kita dapat melakukan perilaku yang beresiko secara tidak terkendali dan tentu berakibat merugikan diri sendiri.
e)      Sehat emosi, tidak menyebabkan kondisi emosi labil atau sering menangis, murung atau marah. Hubungan pacaran akan berjalan dengan baik bila ada rasa nyaman, saling terbuka dan pengertian. Kita tidak hanya dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri, namun juga emosi pasangan. Penting sekali untuk mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik.
5.      Cara menjalani pacaran sehat :
a)      Diskusikan dengan pacar bagaiman hubungan akan dibina
b)      Miliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
c)      Berani berkata tidak pada perilku yang negatif dalam pacaran
d)     Menghargai diri sendiri
e)      Belajar menjadi diri sendiri
f)       Bertanggung jawab pada keputusan sendiri
g)      Beperilaku seksual yang aman
                                                                                      



ASERTIF
MINGGU II


TEMA                        :  ”Katakan Tidak pada Kekerasan”
TOPIK                        :  Kekerasan
SUB TOPIK               :  Kekerasan dalam Pacaran
TUJUAN UMUM    :  Siswa mampu mengetahui dan memahami informasi seputar kekerasan dalam pacaran dan upaya untuk menghindari dan mengatasinya

TUJUAN KHUSUS              :
1.      Siswa menyadari tentang kemungkinan terjadinya kekerasan dalam pacaran dan hal-hal yang dapat menimbulkannya
2.      Siswa menyadari akan dampak kekerasan dalam pacaran
3.      Siswa mendapatkan informasi mengenai cara untuk menghindari dan mengatasi kekerasan dalam pacaran



Tabel 1. TOR Pertemuan Minggu II Pendidikan Kesehatan Reproduksi
No
Proses
Durasi
Tujuan
Metode
Sarana
1
Pembukaan
5 menit
Memberikan sambutan
-
-
2
Ice-breaking
10 menit
Mencairkan suasana dan meningkatkan semangat siswa
Game atau mapping
Menyesuaikan
3
Proses Kelompok
30 menit
Mendiskusikan topik
Diskusi kasus dalam kelompok kecil (5-8 orang)
Papan tulis, kapur, karton, spidol
4
Pleno
30 menit
Setiap kelompok siswa berbagi hasil diskusi, dilanjutkan pemaparan materi, feedback dan rangkuman diskusi
Presentasi oleh perwakilan kelompok, presentasi oleh guru
Poster, buku
5
Penutupan
15 menit
Evaluasi dan pesan moral

Tes, kuesioner

  
PROSES PELAKSANAAN            :
a.      Pembukaan
Durasi : 5 menit
Kegiatan :
Guru menyampaikan sambutan, kemudian menjelaskan secara umum apa yang akan dilakukan pada pertemuan ini.

b.      Ice Breaking
Durasi : 10 menit
Kegiatan :
Dapat dipilih antara game atau mapping, menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada. Bermacam-macam game dapat dilihat pada Bagian II.
Contoh mapping :
  1. Siswa diminta membentuk lingkaran atau setidaknya berdiri dari kursi
  2. Siswa akan dibacakan beberapa pernyataan yang berkaitan dengan topik dan diminta untuk jongkok bila tidak setuju dengan pernyataan tersebut, atau tetapp berdiri bila setuju dengan pernyataan tersebut.
  3. Siswa tidak perlu meniru jawaban siswa lain, dan diminta bereaksi sesuai jawaban yang pertama terlintas di pikiran mereka dengan segera.
  4. Guru diharapkan menghitung atau memperhatikan porsi jawaban yang diberikan siswa agar dapat digunakan dalam pleno, seberapa yang setuju atau sebaliknya, dengan tujuan agar  dapat membandingkan pendapat pribadi siswa dalam mapping dengan pendapatnya setelah saling membuka pikiran lewat diskusi dalam proses kelompok.
  5. Pernyataan yang bisa diberikan:
a)      Saya hanya perlu mendengarkan kata-kata pacar saja
b)      Dalam berpacaran seharusnya tidak boleh menolak ciuman di bibir
c)      Saya tidak berhak memeriksa SMS dan telepon di handphone pacar
d)     Cinta perlu dibuktikan dengan seks
e)      Pacar tidak seharusnya mengatur ini dan itu
f)       Menampar pacar adalah tindakan yang jahat

c.       Proses Kelompok
Durasi : 30 menit
Kegiatan :
Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5-8 orang. Pembagian kelompok bisa menggunakan hitungan ganjil-genap. Diusahakan dalam tiap kelompok ada anggota yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Guru kemudian membagikan materi yang akan didiskusikan. Guru berperan untuk mendampingi kelompok untuk membantu jalannya proses kelompok.
Contoh tugas yang harus didiskusikan kelompok misalnya adalah pertanyaan apakah yang seharusnya tidak boleh dilakukan terhadap pacar? Agar jawaban tiap kelompok bervariasi, dipilih beberapa kelompok untuk menjawab pertanyaan di atas dari segi fisik dan kelompok lainnya dari segi non-fisik.

d.      Pleno
Durasi : 30 menit
Kegiatan:
Tiap kelompok diminta memilih perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka terhadap tugas yang diberikan guru. Jika tidak cukup waktu, pilihlah kelompok dengan hasil diskusi yang paling pro dan yang paling kontra. Kelompok yang tidak maju presentasi diminta menambahi pendapat kelompok yang maju. Kemudian guru merangkum hasil diskusi yang ada dan dibandingkan dengan perspektif pendidikan kesehatan reproduksi melalui pemaparan materi serta dapat pula dibandingkan dengan hasil mapping (jika dilakukan).

e.       Penutupan
Durasi : 15 menit
Kegiatan:
Guru memberikan kuis sebagai hasil evaluasi, dapat berupa lisan maupun tertulis. Jawaban terbaik bisa mendapatkan hadiah sederhana (misalnya stiker, permen, wafer).
Contoh pertanyaan :
1.      Apa tanda-tanda terjadinya kekerasan dalam pacaran menurutmu?
2.      Apa yang akan kamu lakukan untuk menghindari kekerasan dalam pacaran?
Sebagai penutupan, guru menyampaikan pesan moral yang berkaitan dengan topik. Misalnya : Cinta tidak menyakiti, cinta itu meliputi perasaan gembira senang dan bersemangat. Jika kamu lebih sering merasa takut, sedih, murung dan tidak PD setelah berpacaran, maka itu bukanlah cinta.

f.       Lampiran Materi
  1. Kekerasan dalam pacaran adalah tindak kekerasan atau ancaman akan dilakukannya tindak kekerasan dari pasangan intim yang belum menikah atau dalam konteks berpacaran.
  2. Macam kekerasan dalam pacaran:
a)      Kekerasan seksual
Kekerasan seksual terjadi jika pelaku memaksa secara fisik untuk melakukan perilaku seksual maupun hubungan seksual , atau mengancam dan memanipulasi korban dengan menggunakan taktik ancaman lainnya. Akibat dari perlakuan tersebut, korban biasanya merasa tidak berharga, rendah diri, terhina dan malu. Kekerasan seksual dapat mengurangi kemampuan korban untuk terbebas dari kekerasan dalam pacaran dan membuat korban rentan sebagai pasangan seksual dan mudah diserang setiap waktu. Menurut Murray, ada empat bentuk kekerasan seksual, yaitu: hubungan seksual yang tidak diinginkan (pemerkosaan), pemerkosaan di bawah umur, sentuhan yang tidak diinginkan, dan ciuman yang tidak diinginkan korban (Murray, 2000).
b)      Kekerasan fisik
Kekerasan fisik biasanya merupakan tingkat kekerasan dalam pacaran yang terakhir. Artinya, ketika terjadi kekerasan fisik, dalam banyak kasus, sebelumnya selalu ada sejarah panjang bahwa korban telah mengalami kekerasan verbal dan emosional, dan kadang kali kekerasan seksual. Kekerasan fisik diawali oleh dorongan ringan atau kekangan, sehingga korban akan menuruti apa yang diminta oleh pelaku. Berikutnya dilanjutkan dengan memukul, menampar, menekan, mendorong, menahan, dan ”bermain gulat-gulatan”. Dampaknya adalah meninggal karena bunuh diri, meninggal karena dibunuh, luka fisik yang melumpuhkan, depresi, kesulitan saat bekerja, hilangnya harga diri, rasa malu dan bersalah, kehilangan jati diri, merasa tidak waras, dan sebagainya (Murray, 2000).
c)      Kekerasan emosional
Murray menjelaskan bahwa kekerasan verbal dan emosional dapat menjadi tipe kekuasan dan kontrol yang paling merusak. Menurut Murray, ketika seseorang yang sangat dihormati korban justru menghina hingga bagian jiwa korban yang terdalam, maka luka hati yang ditimbulkan akan sulit disembuhkan. Dalam situasi ini, pelaku secara sistematis merendahkan harga diri korban dengan memanggil dengan sebutan buruk, menggunakan tatapan yang mengintimidasi, memeriksa telepon genggam, menggunakan kata tidak senonoh sebagai panggilan sayang, memonopoli waktu, mengisolasi dari keluarga dan teman, membuat merasa tidak aman, menyalahkan, membuat diri korban tampak menyedihkan (memanipulasi), mengancam, menginterogasi, mempermalukan di depan umum, dan merusak benda berharga (Murray, 2000).
  1. Dua macam cinta yang tidak sehat
a)      Mabuk kepayang
·        Biasanya terjadi pada awal hubungan
·        Daya tarik fisik menjadi pusatnya
·        Mendesak, intens, hasrat seksual, dan gelisah
·        Didasarkan pada fantasi
·        Menghabiskan energi dan cenderung melelahkan
b)      Hubungan adiktif
·        Merasakan tidak bisa hidup tanpa pasangan
·        Tidak nyaman, kurang PD, merasa terancam oleh pasangan
·        Harga diri rendah
·        Kehilangan kontrol diri
·        Jarang merasa bahagia
·        Keputusan pribadi berdasarkan keputusan pasangan
  1. Cara menghindari kekerasan dalam pacaran
a)      Mulai dengan keyakinan bahwa tubuhmu berharga
Tubuhmu dalah jiwamu. Jangan biarkan apapun melukainya. Ketika tubuh mulai dilukai untuk pertama kali, maka akan ada yang kedua, bahkan mungkin tidak akan berhenti. Ketika kamu menunjukkan pada pacar bahwa kamu sangat menghargai tubuhmu, maka dia pun akan mulai belajar untuk menghargai tubuhmu.
b)      Definisikan dengan konkret makna pacaran dan bagaimana hubungan akan dibina
Pacaran seharusnya merupakan keputusan sadar dengan penuh pertimbangan dan itikad baik antara kamu dan pacar yang melibatkan aspek emosi, keyakinan sosial, dan budaya. Dalam pacaran, seharusnya ada unsur pembelajaran, penghargaan, penghormatan, komunikasi, dan penekatan yang positif. Tujuan tersebut tidak akan tercapai dengan adanya tindak kekerasan.
c)      Berani berkata tidak
Semua hal dapat terjadi jika kamu menginginkannya, dan sebaliknya. Putuskan apa yang kamu inginkan dan tidak inginkan dalam berpacaran. Komunikasikan perasaan, pikiran dan keyakinan kamu dengan pacar. Jika ada perlakuannya yang membuatmu merasa tidak nyaman, komunikasikan dengan jujur dan terbuka, disertai penjelasan mengapa kamu menolak perlakuannya tersebut. Ingatlah bahwa jika pacarmu memang sunguh-sungguh mencintaimu, maka dia akan melindungi dirimu sebagai orang yang dicintainya dari kerusakan. Jadi, katakan tidak sebelum terjadi yang tidak-tidak.
d)     Belajar menjadi diri sendiri
Jangan membiarkan kekerasan terjadi pada dirimu hanya karena kamu ingin menyenangkan pacar. Belajarlah menjadi diri sendiri. Semua sikap dan perbuatan positif yang pernah kamu lakukan harus kamu pertahankan. Jangan lelah untuk terus belajar dan belajar menjadi pribadi yang lebih kuat.
e)      Mencari dukungan atau mencari komunitas anti kekerasan
Kekerasan dalam pacaran dipengaruhi oleh budaya lingkungan. Untuk menghentikannya, juga diperlukan kekuatan lingkungan. Ungkapkan apa yang kamu rasakan mengenai kekerasan dalam pacaran dan carilah teman yang sependapat. Bersama-sama kamu akan kuat melawan kekerasan dalam pacaran. 

BERTANGGUNGJAWAB
MINGGU III


TEMA                        :  ”Berani Berbuat, Berani Bertanggungjawab”
TOPIK                       :  Kesenangan (Pleasure)
SUB TOPIK              :  Perilaku Seksual
TUJUAN UMUM     :  Siswa mampu mengetahui dan memahami
   informasi seputar perilaku seksual dan resikonya

TUJUAN KHUSUS              :
1.      Siswa mengenal macam-macam bentuk perilaku seksual
2.      Siswa menyadari resiko dari perilaku seksual, termasuk penyakit menular seksual
3.      Siswa mendapatkan informasi mengenai cara untuk menghindari perilaku seksual beresiko dalam berpacaran



Tabel 1. TOR Pertemuan Minggu III Pendidikan Kesehatan Reproduksi
No
Proses
Durasi
Tujuan
Metode
Sarana
1
Pembukaan
5 menit
Memberikan sambutan
-
-
2
Ice-breaking
10 menit
Mencairkan suasana dan meningkatkan semangat siswa
Game atau mapping
Menyesuaikan
3
Proses Kelompok
30 menit
Mendiskusikan topik
Diskusi kasus dalam kelompok kecil (5-8 orang)
Menyesuaikan
4
Pleno
30 menit
Setiap kelompok siswa berbagi hasil diskusi, dilanjutkan pemaparan materi, feedback dan rangkuman diskusi
Presentasi oleh perwakilan kelompok, presentasi oleh guru
Menyesuaikan
5
Penutupan
15 menit
Evaluasi dan pesan moral

Tes atau kuesioner
  

PROSES PELAKSANAAN            :
a.      Pembukaan
Durasi : 5 menit
Kegiatan :
Guru menyampaikan sambutan, kemudian menjelaskan secara umum apa yang akan dilakukan pada pertemuan ini.



b.      Ice Breaking
Durasi : 10 menit
Kegiatan :
Dapat dipilih antara game atau mapping, menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada. Bermacam-macam game dapat dilihat pada Bagian II.
Contoh mapping :
  1. Siswa maju ke depan kelas dan berdiri bergerombol di sisi kiri. Di tengah-tengah diberikan pembatas dari tali atau kursi.
  2. Siswa akan dibacakan beberapa pernyataan yang berkaitan dengan topik dan diminta untuk berpindah tempat sesuai dengan jawaban mereka terhadap pernyataan yang diberikan. Sisi kanan adalah tempat bagi siswa yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan sisi kanan adalah tempat bagi siswa yang setuju dengan pernyataan tersebut. 
  3. Siswa tidak perlu mengikuti siswa lain, dan diminta berpindah tempat sesuai jawaban yang pertama terlintas di pikiran mereka dengan segera.
  4. Guru diharapkan menghitung atau memperhatikan porsi jawaban yang diberikan siswa agar dapat digunakan dalam pleno, seberapa yang setuju atau sebaliknya, dengan tujuan agar  dapat membandingkan pendapat pribadi siswa dalam mapping dengan pendapatnya setelah saling membuka pikiran lewat diskusi dalam proses kelompok.
  5. Pernyataan yang bisa diberikan:
a)      Saya tahu apa yang disebut anal sex, vaginal sex, oral sex, dan petting
b)      Saya resiko apa saja bisa terjadi jika saya melakukan hubungan seks
c)      Bergandengan tangan termasuk dalam perilaku seksual
d)     Penyakit menular seksual dapat disembuhkan
e)      Saya paham apa artinya orientasi seksual
f)       Menurut saya oral sex lebih berbahaya dari anal seks
g)      Saya tahu apa itu homoseksual



c.       Proses Kelompok
Durasi : 30 menit
Kegiatan :
Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5-8 orang. Pembagian kelompok bisa menggunakan hitungan ganjil-genap. Diusahakan dalam tiap kelompok ada anggota yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Guru kemudian membagikan materi yang akan didiskusikan. Guru juga berperan untuk mendampingi kelompok untuk membantu jalannya proses kelompok.
Contoh tugas yang harus didiskusikan kelompok misalnya
  1. Apa saja yang dilakukan orang saat orang berpacaran? Urutkan mulai dari perilaku yang sering dilakukan sampai ke perilaku yang paling jarang dilakukan! Buatlah dalam tabel berikut (guru dapat memberi contoh dengan menulis di papan tulis) :
No
Perilaku
Tingkat resiko/bahaya
(dalam skor)
Total Skor
Fisik
Psikis
Sosial
1
Bergandengan tangan
0
0
5
5
2
Hubungan seks
10
10
10
30
3
dll





Berilah skor 0 untuk  yang kamu anggap paling tidak berbahaya hingga 10 untuk yang kamu anggap paling berbahaya bagi dirimu pada kolom tingkat resiko, lalu jumlahlah skor pada tiap perilaku.
  1. Sebutkan beberapa resiko yang bisa terjadi (fisik, psikologis, sosial dll) akibat perilaku-perilaku tersebut!
d.      Pleno
Durasi : 30 menit
Kegiatan:
Tiap kelompok diminta memilih perwakilan untuk menuliskan di papan tulis hasil diskusi mereka untuk soal no. 1. Jika tidak cukup waktu, pilihlah dua kelompok secara acak. Kelompok yang tersisa diminta memilih perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka untuk no.2. Kemudian guru merangkum hasil diskusi yang ada dan dibandingkan dengan perspektif pendidikan kesehatan reproduksi melalui pemaparan materi serta dapat pula dibandingkan dengan hasil mapping (jika dilakukan).

e.       Penutupan
Durasi : 15 menit
Kegiatan:
Guru memberikan kuis sebagai hasil evaluasi, dapat berupa lisan maupun tertulis. Jawaban terbaik bisa mendapatkan hadiah sederhana (misalnya stiker, permen, wafer).
Contoh pertanyaan :
1.      Apa saja yang disebut perilaku seksual?
2.      Apa saja resiko dari perilaku seksual?
3.      Bagaimana cara agar kamu tidak terlibat perilaku seksual beresiko?
Sebagai penutupan, guru menyampaikan pesan moral yang berkaitan dengan topik. Misalnya : Hidupmu bergantung pada setiap keputusan yang kamu ambil. Jadilah anak muda yang positif dan bertanggungjawab pada diri sendiri.

f.       Lampiran Materi
  1. Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari rasa tertarik sampai tingkah laku berpacaran, berciuman dan berhubungan seksual (Sarwono, 2000).
  1. Ada 2 jenis perilaku seksual beresiko atau berbahaya:
a)      Perilaku seksual beresiko rendah
·        Masturbasi
Adalah menyentuh, menggosok-gosok dan meraba bagian tubuh sendiri yang peka atau sensitif terhadap rangsangan (misalnya : puting payudara, bagian dalam alat kelamin, klitoris, vagina, kepala atau leher penis), baik dengan menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat, sehingga menimbulkan rasa menyenangkan, menyebabkan ejakulasi pada laki-laki dan mendapatkan kepuasan seksual (orgasme) (BKKBN).
·        Berciuman
Adalah sebuah proses cumbuan pada pasangan dengan menggunakan bibir. Berciuman biasanya dilakukan pada daerah sensitif seperti bibir atau leher. Ciuman pada leher pasangan disebut necking (Fatia, 2005).
·        Onani
Memiliki arti yang sama dengan masturbasi, namun ada yang berpendapat bahwa onani adalah istilah khusus bagi masturbasi yang dilakukan oleh laki-laki, sementara mastrubasi adalah istilah umum dari perilaku seksual semacam oleh laki-laki maupun perempuan. Onani adalah cara untuk mendapatkan kenikmatam seksual dengan membayangkan hal-hal yang erotis sambil mengeksplorasi bagian-bagian tubuh yang sensitif (BKKBN, 2006).
·        Bergandengan tangan, duduk berhimpitan dan berpelukan
Ketiga perilaku ini juga tergolong dalam perilaku seksual yang beresiko rendah, karena ketiga perilaku ini tidak sampai menimbulkan adanya pertukaran cairan sperma atau vagina.
b)      Perilaku seksual beresiko tinggi
Perilaku seks bebas dan seks pra nikah merupakan perilaku seksual yang beresiko tinggi. Menurut Sarlito, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perilakuseks pranikah adalah sbb :
·        Meningkatnya libido seksualitas
·        Penundaan usia kawin
·        Larangan mencari informasi tentang kesehatan reproduksi (dinilai tabu)
·        Kurangnya informasi yang akurat tentang kesehatan reproduksi
·       Pergaulan yang semakin bebas, sehingga wanita dikondisikan tidak bisa menolak hubungan seks
·        Adanya motif-motif narsisme ekstrem (dorongan ingin dipuja secara berlebihan)
·        Adanya dorongan untuk memberontak (menolak norma dan aturan)
  1. Perilaku seks bebas dan seks pranikah dapat mengakibatkan berbagai kerugian pada para pelakunya dari berbagai sisi, yaitu segi fisik (penyakit menular seksual), segi psikis dan segi sosial.
a)      Kerugian fisik (penyakit menular seksual)
·        Chlamydia
Gejala : rasa panas ketika buang air kecil, nyeri perut bagian bawah ketika berhubungan seks, pendarahan berlebihan pada perempuan ketika menstruasi, rasa gatal atau nyeri di penis, bengkak pada biji pelir, dapat mengakibatkan mandul.
·        Gonorrhea
Gejala : mirip Chlamydia, beserta munculnya benjolan seperti daging tumbuh di kepala kemaluan laki-laki, disebut juga sebagai penyakit ”jengger ayam”
·        Papillomavirus (HPV)
Gejala : terdapat kondilomata (cairan lunak berwarna pucat di sekitar vagina, anus, penis atau biji pelir), biasanya timbul 3 minggu hingga 6 bulan setelah terinfeksi, dapat mengakibatkan kanker mulut rahim dan kanker penis
·        Herpes (HSV-2)
Gejala : rasa terbakar di kelamin, nyeri punggung bawah, nyeri kerika buang air kecil, terdapat benjolan-benjolan nyeri di sekitar organ seksual, mengalami gejala infeksi viris seperti batuk pilek dan demam.

·        Hepatitis-B
Gejala : Gejala biasanya baru timbul setelah bertahun-tahun terinfeksi dan dapat menular secara seksual melalui kontak fisik dengan luka di kelamin atau cairan mani.
·        HIV-AIDS
Gejala : muncul sekitar 7 hingga 9 tahu setelah terinfeksi dan tidak khas gejalanya, seperti penurunan berat badan yang drastis, demam ringan, sakit kepala, diare, keletihan, biasanya gejala-gejala tersebut kadang timbul dan kadang hilang secara terus menerus selama berbulan-bulan, dan dapat mengakibatkan kematian.
·        Sifilis
Gejala : awalnya timbul kemerahan tidak nyeri setelah 10 hingga 90 hari kontak seksual dengan pengidap sifilis, kemudian mengalami kencing berupa nanah dan darah. Sekitar minggu ketiga hingga bulan keenam setelah terinfeksi, mulai timbul gejala berat seperti kebutaan, gangguan syaraf, gangguan kejiwaan dan mengakibatkan kematian.
b)      Kerugian psikis
·        Remaja akan dipaksa menjadi dewasa jika sampai terjadi kehamilan karena seks pranikah, sehingga keadaan mentalnya menjadi rapuh
·        Remaja menjadi susah dikontrol dalam setiap tindakannya
·        Mengakibatkan gangguan kesehatan jika mengalami kehamilan di luar nikah, karena organ-organ seksual yang belum sempurna telah dipaksa menjalankan fungsi sebelum waktunya
·        Timbul stress karena tidak mampu menghadapi berbagai masalah yang muncul karena perilaku seksual yang berlebihan
c)      Kerugian sosial
·        Menjadi bahan pembicaraan
·        Tidak diterima di lingkungan secara utuh karena dianggap bukan pribadi yang baik
·        Memiliki perasaan rendah diri terhadap lingkungannya
·        Dijauhi oleh masyarakat apabila sampai mengidap penyakit menular seperti HIV-AIDS, sifilis, dll.
  1. Tindakan yang bisa dilakukan remaja agar tidak terlibat dalam perilaku seksual beresiko:
a)      Mengenali bagian-bagian tubuh diri sendiri
b)      Jangan menganggap informasi mengenai kesehatan reproduksi adalah hal yang tabu.
c)      Mencari informasi yang akurat dan positif mengenai segala hal yang berkaitan dengan perilaku seksual atau hubungan seks
d)     Bertanya pada ahli seperti guru BK, psikolog, dsb mengenai semua hal yang berkaitan dengan seks
e)      Memperbanyak kegiatan yang positif sebagai pengalih dorongan seksual yang tiba-tiba muncul
f)       Melakukan perilaku seksual dalam taraf wajar dan cukup dengan pacar
g)      Menolak atau mengatakan tidak untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah
h)      Menjauhi seks bebas atau berganti-ganti pasangan untuk melakukan seks
i)      Meningkatkan kemampuan untuk mengekang nafsu sendiri dan juga untuk melakukan kontrol diri  
 



    
UNIK
MINGGU IV


TEMA                        :  ”Aku dan Kamu Istimewa”
TOPIK                       :  Gender
SUB TOPIK              :  Kesetaraan Gender
TUJUAN UMUM     :  Siswa mampu menyadari dan memahami peran laki-
                                        laki dan perempuan dalam masyarakat, serta
                                        mengupayakan adanya kesetaraan gender

TUJUAN KHUSUS  :
1.      Siswa memahami pentingnya kesetaraan gender
2.      Siswa memahami bentuk-bentuk ketidakadilan gender dan upaya yang bisa dilakukan untuk menyetarakan gender



Tabel 1. TOR Pertemuan Minggu IV Pendidikan Kesehatan Reproduksi
No
Proses
Durasi
Tujuan
Metode
Sarana
1
Pembukaan
5 menit
Memberikan sambutan
-
-
2
Ice-breaking
10 menit
Mencairkan suasana dan meningkatkan semangat siswa
Game atau mapping
Menyesuaikan
3
Proses Kelompok
30 menit
Mendiskusikan topik
Diskusi kasus dalam kelompok kecil (5-8 orang)
Menyesuaikan
4
Pleno
30 menit
Setiap kelompok siswa berbagi hasil diskusi, dilanjutkan pemaparan materi, feedback dan rangkuman diskusi
Presentasi oleh perwakilan kelompok, presentasi oleh guru
Menyesuaikan
5
Penutupan
15 menit
Evaluasi dan pesan moral

Tes atau kuesioner

  
PROSES PELAKSANAAN            :
a.      Pembukaan
Durasi : 5 menit
Kegiatan :
Guru menyampaikan sambutan, kemudian menjelaskan secara umum apa yang akan dilakukan pada pertemuan ini.

b.      Ice Breaking
Durasi : 10 menit
Kegiatan :
Dapat dipilih antara game atau mapping, menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada. Bermacam-macam game dapat dilihat pada Bagian ..............
Contoh mapping :
  1. Masing-masing siswa akan mendapatkan sepasang gabus berbentuk lambang seks laki-laki dan lambang seks perempuan. Guru kemudian memberitahu bahwa lambang seks laki-laki artinya ”tidak setuju” dan lambang seks perempuan artinya ”setuju”.
  2. Siswa akan dibacakan beberapa pernyataan yang berkaitan dengan topik dan diminta untuk mengangkat lambang seks laki-laki ke atas bila tidak setuju dengan pernyataan tersebut, atau mengangkat lambang seks perempuan ke atas bila setuju dengan pernyataan tersebut.
  3. Siswa tidak perlu meniru jawaban peserta lain, dan diminta menunjukkan jawaban yang pertama terlintas di pikiran mereka dengan segera.
  4. Guru diharapkan menghitung atau memperhatikan porsi jawaban yang diberikan peserta agar dapat digunakan dalam pleno, seberapa yang setuju atau sebaliknya, dengan tujuan agar  dapat membandingkan pendapat pribadi peserta dalam mapping dengan pendapatnya setelah saling membuka pikiran lewat diskusi dalam proses kelompok.
  5. Pernyataan yang bisa diberikan:
a)      Laki-laki dan perempuan berbeda secara kodratnya
b)      Laki-laki seharusnya menghormati perempuan
c)      Perempuan seharusnya tidak boleh menyatakan perasaaan lebih dulu pada laki-laki
d)     Perempuan tidak boleh keluar malam
e)      Perempuan tidak pantas merokok
f)      Laki-laki sah-sah saja melakukan petualangan cinta dengan perempuan lain walaupun sudah memiliki pacar
g)      Mengasuh anak adalah tanggung jawab perempuan

c.       Proses Kelompok
Durasi : 30 menit
Kegiatan :
Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5-8 orang. Pembagian kelompok bisa menggunakan hitungan ganjil-genap. Diusahakan dalam tiap kelompok ada anggota yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Guru kemudian membagikan materi yang akan didiskusikan. Guru juga berperan untuk mendampingi kelompok untuk membantu jalannya proses kelompok.
Contoh tugas yang harus didiskusikan kelompok dapat berupa studi kasus semacam berikut :
Rina baru diterima di sebuah SMA di kota. Rina dari desa dan bukan gadis yang menonjol, namun cukup memiliki banyak teman. Kemudian, Rina berpacaran dengan Arman, kakak kelasnya. Arman adalah anak band yang cukup tenar dan banyak dikenal di SMA mereka atau di luar SMA mereka. Rina beberapa kali mendengar dari temannya bahwa Arman sering bersama gadis lain. Tidak hanya seorang, namun berganti-ganti. Teman-teman Rina berkata bahwa Arman suka sekali dugem bersama gadis-gadis itu. Rina sendiri tidak pernah pergi dugem, karena dia berpikir bahwa perempuan tidak pantas keluar malam. Dia juga tidak keberatan Arman pergi dengan gadis lain, karena menurut dia laki-laki biasa memiliki banyak kekasih. Selama Arman tidak memutuskan Rina, Rina tidak akan keberatan.
Rina baru diterima di sebuah SMA di kota. Rina dari desa dan bukan gadis yang menonjol, namun cukup memiliki banyak teman. Kemudian, Rina berpacaran dengan Arman, kakak kelasnya. Arman adalah anak band yang cukup tenar dan banyak dikenal di SMA mereka atau di luar SMA mereka. Rina beberapa kali mendengar dari temannya bahwa Arman sering bersama gadis lain. Tidak hanya seorang, namun berganti-ganti. Teman-teman Rina berkata bahwa Arman suka sekali dugem bersama gadis-gadis itu. Rina sendiri tidak pernah pergi dugem, karena dia berpikir bahwa perempuan tidak pantas keluar malam. Dia juga tidak keberatan Arman pergi dengan gadis lain, karena menurut dia laki-laki biasa memiliki banyak kekasih. Selama Arman tidak memutuskan Rina, Rina tidak akan keberatan.

Pertanyaan yang harus didiskusikan siswa dari kasus di atas adalah: 
  1. Bagaimana pendapatmu tentang sikap Rina?
  2. Kalau kamu adalah Rina, apa yang akan kamu lakukan?

d.      Pleno
Durasi : 30 menit
Kegiatan:
Tiap kelompok diminta memilih perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka terhadap tugas yang diberikan fasilitator. Jika tidak cukup waktu, pilihlah kelompok dengan hasil diskusi yang paling pro dan yang paling kontra. Kelompok yang tidak maju presentasi diminta menambahi pendapat kelompok yang maju. Kemudian fasilitator merangkum hasil diskusi yang ada dan dibandingkan dengan perspektif pendidikan kesehatan reproduksi melalui pemaparan materi serta dapat pula dibandingkan dengan hasil mapping (jika dilakukan).

e.       Penutupan
Durasi : 15 menit
Kegiatan:
Guru memberikan kuis sebagai hasil evaluasi, dapat berupa lisan maupun tertulis. Jawaban terbaik bisa mendapatkan hadiah sederhana (misalnya stiker, permen, wafer).
Contoh pertanyaan :
1.      Apakah yang dimaksud kesetaraan gender?
2.      Apa saja bentuk ketidakadilan gender?
3.      Upaya apa yang dapat kamu lakukan untuk menyetarakan gender?
Sebagai penutupan, guru menyampaikan pesan moral yang berkaitan dengan topik. Misalnya : Tiap manusia diciptakan Tuhan sebagai mahkluk yang istimewa dan tidak ada yang sama satu dan lainnya, begitu juga laki-laki dan perempuan. Dengan saling menghormati perbedaan yang ada, duniamu akan menjadi lebih indah dan penuh harmoni.

f.       Lampiran Materi
  1. Kesetaraan Gender
a)     Adalah kesamaan kondisi antara laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia dalam berbagai bidang kehidupan.
b)     Menyangkut hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat dan menikmati hasilnya
c)     Meliputi penghapusan diskriminasi dan ketidakadilan struktural, baik terhadap laki-laki dan perempuan
  1. Keadilan dan Ketidakadilan Gender
a)      Keadilan gender adalah proses perlakuan adil terhadap laki-laki dan perempuan
b)     Masalah yang muncul adalah masyarakat lebih menekankan jenis kelamin sebagai kodrat dan menempatkan peran sosial sebagai sesuatu yang terpisahkan dari kodrat tersebut.
c)     Ketidakadilan gender lebih banyak merugikan kaum perempuan
d)    Hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam pacaran atau dalam keluarga juga sering diwarnai dengan bias gender
  1. Bentuk-bentuk Ketidakadilan Gender
a)     Marginalisasi : tidak mengikutsertakan salah satu jenis kelamin dalam kehidupan bermasyarakat
b)     Subordinasi : salah satu jenis kelamin dianggap lebih penting daripada jenis kelamin lainnya
c)     Stereotyping : Pelabelan sifat-sifat atau perilaku pada jenis kelamin tertentu
d)    Kekerasan : dapat berupa kekerasan fisik, psikis maupun sosial. Kekerasan perkosaan maupun pelecehan seksual dapat menimpa kedua belah pihak, namun kebanyakan korbannya adalah perempuan. Yang menjadi korban adalah mereka yang lemah secara fisik, psikis dan sosial.
e)     Beban Ganda : Beban yang secara berlebihan diberikan kepada salah satu jenis kelamin
  1. Upaya yang dapat dilakukan untuk menyetarakan gender
a)     Syarat mutlak yang harus dilakukan adalah menghargai manusia apapun jenis kelaminnya
b)     Kritis terhadap pandangan dan peran yang diberikan oleh masyarakat terhadap laki-laki dan perempuan
c)     Berani memulai berbagai hak, tanggung jawab, dan peran secara adil mulai dari lingkup terkecil seperti pacar atau keluarga
d)     Menyuarakan hak-hak dalam masyarakat    

SEHAT
MINGGU V


TEMA                        :  ”Hidup Sehat Pangkal Bahagia”
TOPIK                       :  Kesehatan Seksual dan Reproduksi
SUB TOPIK              :  HIV/AIDS
TUJUAN UMUM     :  Siswa mampu mengetahui dan memahami penyakit
                                        HIV/AIDS dan cara menghindarinya

TUJUAN KHUSUS :
1.      Siswa memahami apa yang disebut HIV/AIDS dan bahayanya.
2.      Siswa memahami terjadinya penularan HIV/AIDS.
3.      Siswa memahami cara menghadapi ODHA.



Tabel 1. TOR Pertemuan Minggu V Pendidikan Kesehatan Reproduksi
No
Proses
Durasi
Tujuan
Metode
Sarana
1
Pembukaan
5 menit
Memberikan sambutan
-
-
2
Ice-breaking
10 menit
Mencairkan suasana dan meningkatkan semangat siswa
Game atau mapping
Menyesuaikan
3
Proses Kelompok
30 menit
Mendiskusikan topik
Diskusi kasus dalam kelompok kecil (5-8 orang)
Menyesuaikan
4
Pleno
30 menit
Setiap kelompok siswa berbagi hasil diskusi, dilanjutkan pemaparan materi, feedback dan rangkuman diskusi
Presentasi oleh perwakilan kelompok, presentasi oleh guru
Menyesuaikan
5
Penutupan
15 menit
Evaluasi dan pesan moral

Tes atau kuesioner


PROSES PELAKSANAAN            :
a.      Pembukaan
Durasi : 5 menit
Kegiatan :
Guru menyampaikan sambutan, kemudian menjelaskan secara umum apa yang akan dilakukan pada pertemuan ini.

b.      Ice Breaking
Durasi : 10 menit
Kegiatan :
Dapat dipilih antara game atau mapping, menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada. Bermacam-macam game dapat dilihat pada Bagian II.
Contoh mapping :
  1. Peserta akan dibacakan beberapa pernyataan yang berkaitan dengan topik dan diminta untuk mengangkat tangan bila tidak setuju dengan pernyataan tersebut, atau tetap diam bila setuju dengan pernyataan tersebut.
  2. Peserta tidak perlu meniru jawaban peserta lain, dan diminta bereaksi sesuai jawaban yang pertama terlintas di pikiran mereka dengan segera.
  3. Fasilitator diharapkan menghitung atau memperhatikan porsi jawaban yang diberikan peserta agar dapat digunakan dalam pleno, seberapa yang setuju atau sebaliknya, dengan tujuan agar  dapat membandingkan pendapat pribadi peserta dalam mapping dengan pendapatnya setelah saling membuka pikiran lewat diskusi dalam proses kelompok.
  4. Pernyataan yang bisa diberikan:
a)      HIV/AIDS adalah penyakit yang menular
b)      Narkoba bisa menyembuhkan HIV/AIDS
c)      Free sex dapat menyebabkan HIV/AIDS
d)     Minum dari gelas pengidap HIV/AIDS dapat membuat kita tertular
e)      Orang yang mengidap HIV/AIDS harus dijauhi
f)       HIV/AIDS dapat menular lewat bersentuhan kulit

c.       Proses Kelompok
Durasi : 30 menit
Kegiatan :
Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5-8 orang. Pembagian kelompok bisa menggunakan hitungan ganjil-genap. Diusahakan dalam tiap kelompok ada anggota yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Guru kemudian membagikan materi yang akan didiskusikan. Guru juga berperan untuk mendampingi kelompok untuk membantu jalannya proses kelompok.
Contoh pertanyaan yang harus didiskusikan kelompok adalah : 
1.      Apa yang kalian ketahui tentang HIV/AIDS?
2.     Apa yang kalian lakukan apabila mengetahui ada sahabat atau saudara kalian menderita HIV/AIDS?

d.      Pleno
Durasi : 30 menit
Kegiatan:
Tiap kelompok diminta memilih perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka terhadap tugas yang diberikan guru. Jika tidak cukup waktu, pilihlah kelompok dengan hasil diskusi yang paling pro dan yang paling kontra. Kelompok yang tidak maju presentasi diminta menambahi pendapat kelompok yang maju. Kemudian guru merangkum hasil diskusi yang ada dan dibandingkan dengan perspektif pendidikan kesehatan reproduksi melalui pemaparan materi serta dapat pula dibandingkan dengan hasil mapping (jika dilakukan).